Tehnik Pemberian Obat
Pemberian obat kepada pasien dapat
dilakukan melalui beberapa cara di antiaranya: oral, parenteral, rektal,
vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan menggunakan prinsip lima tepat
yakni tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara
pemberian dan tepat waktu pemberian.
Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dan tempatnya.
3. Air minum dalam tempatnya.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
- Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
- Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman.
- Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
6. Cuci tangan.
Pemberian Obat Per Oral/ Sublingual
Pemberian Obat Per oral
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai
karena merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi
pasien. Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam
bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi, maka
pemberian obat per oral dapat disertai dengan pemberian setengah gelas
air atau cairan yang lain (Gbr. 40-2).
Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat
sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang
diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit
sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1 sampai 1jam.
Rasa dan bau obat yang tidak enak sering menganggu pasien. Cara per
oral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual- mual, muntah,
semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta
pada pasien yang mempunyai gangguan menelan.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan
muntah (missal garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat
dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam
suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau
basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak
boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberi tahu untuk
tidak minum antacid atau susu sekurang- kurangnya satu jam setelah minum
obat.
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus dilakukan
dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau
rasanya tidak enak. Pasien dapat diberi minuman sirup pasien (es)
sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat diberi
minum, pencuci mulut atau kembang gula.
Gambar 4-2. Persiapan pemberian obat per oral.
Persiapan
obat per oral dan cara lainnya merupakan hal yang penting. A, Kartu
pesanan obat harus diperiksa secara hati- hati tentang pesanan obatnya.
Sebelum mengambil/ mengeluarkan obat, perawat harus mencocokkan kartu
pesanan obat dengan label pada botol kemasan obat. Setiap label harus
dibaca tiga kali untuk menyakinkan obat yang diberi (1) Pada saat botol
obat diambil dari almari, (2) Pada saat mencocokkan dengan kartu pesanan
obat, (3) Pada saat dikembalikan. B, Obat dalam bentuk cair dituangkan
menjauhi sisi label, sejajar dengan mata pada permukaan yang datar.
Sebelum mengembalikan obat ke dalam almari atau lemari es, perawat harus
mengusap bibir botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label. C,
Tablet dan kapsul dikeluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada
mangkok yang dialasi kertas untuk diberikan pada pasien. Kapsul dan
tablet tidak boleh dipegang. (Diadaptasikan dari :Pagliaro, 1986,
Pharmacologic Aspects of Nursing, The CV Mosby co, St Louis).
Cara kerja pemberian obat per oral
Peralatan :
1. Baki berisi obat- obatan atau kereta sorong obat- obat (tergantung sarana yang ada)
2. Kartu rencana pengobatan
3. Cangkir disposable untuk tempat obat
4. Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan).
Tahap kerja :
1. Siapan peralatan dan cuci tangan
2. Kaji
kemammpuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemapuan menelan,
mual dan muntah, akan dilakuakn penghisapan caiaran lambung, atau tidak
boleh makan/ minum).
3. Periksa
kembali order pengobatan (nama pasien,nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian). Bila ada keragu- raguan laporkan ke perawat jaga atau
dokter.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (Baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak atau lemari es sesuai yang di perlukan).
5. Siapkan
obat- obatan yang akan diberikan (gunakan teknik asptik, jangan
menyentuh obat dan cocokkan dengan order pengobatan) (lihat Gbr. 4-1).
6. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara :
§ Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
§ Atur posisi pasien duduk bila mungkin
§ Berikan
cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan
anjurkan pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian
pasien dianjurkan minum.
§ Bila
obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk
diisap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael
atau pisang.
§ Tetap bersama pasien sampai obat ditelan.
7. Catat
tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang
diberikan, setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat
tidak dapat masuk, catat secara jelas dan tulis tanda tangan anda dengan
jelas.
8. Kemudian semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci tangan.
9. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit sewaktu pemberian.
Pemberian Secara Sublingual
Obat
dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara
meletakkan obat di bawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan,
namun perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat
lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera
mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah
dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien diberitahu untuk
tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh
adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak
di telan, maka pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di bawah
lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering
diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator
yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak
diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina
pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan
pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit (Rodman dan Smith,
1979).
mba kalau nulis sesuatu jangan lupa pakai literatur yang jelas
BalasHapus