Indikasi dan kontra indikasi
pemberian obat pada mata
Indikasi
Biasanya
obat tetes mata digunakan dengan indikasi sebagai berikur
·
meredakan sementara mata merah akibat
iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari,
pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.
·
antiseptik
dan antiinfeksi.
·
radang
atau alergi mata.
Kontraindikasi
Obat
tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada
penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak.
Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter.
2.1.4 Persiapan Alat dan Bahan
Alat
dan Bahan:
1.
Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2.
Pipet.
3.
Pinset anatomi dalam tempatnya.
4.
Korentang dalam tempatnya.
5.
Plestier.
6.
Kain kasa.
7.
Kertas tisu.
8.
Balutan.
9.
Sarung tangan.
10.
Air hangat/kapas pelembab.
a. tetes
atau salep mata
1. botol
obat dengan tetes mata steril atau tube salep.
2. Patch dan
plester mata (bila perlu).
3. Kartu,
format, atau huruf cetak nama obat.
4. Bola
kapas atau tisu.
5. Wadah
cuci berisi air hangat atau lap.
6. Sarung
tangan sekali pakai.
b. cakram
intraokuler
1. cakram
obat.
2. Kartu,
format, atau huruf cetak nama obat.
3. Sarung
tangan sekali pakai.
1
2.1.5 Prosedur kerja1
No.
|
Langkah
|
rasional
|
Gambar
|
1.
|
Tinjau kembali program obat dari
dokter, termasuk nama klien, nama obat, konsentrasi obat, jumlah tetesan obat
(jika dalam bentuk cair), waktu dan mata (kanan atau kiri) yang menerima obat.
|
Memastika kelepatan pemberian obat.
|
|
2.
|
Cuci tangan
|
Mengurangi penularan mikroorganisme.
|
|
3.
|
Siapkan peralatan dan suplai
c. tetes
atau salep mata
7. botol
obat dengan tetes mata steril atau tube salep.
8. Patch dan
plester mata (bila perlu).
9. Kartu,
format, atau huruf cetak nama obat.
10. Bola
kapas atau tisu.
11. Wadah
cuci berisi air hangat atau lap.
12. Sarung
tangan sekali pakai.
d. cakram
intraokuler
4. cakram
obat.
5. Kartu,
format, atau huruf cetak nama obat.
6. Sarung
tangan sekali pakai.
|
Tetes mata tersedia dalam bemtuk botol
plastik atau kaca.
Salep dignakan dalam tube kecil.
|
|
4.
|
Periksa atau identifikasi klien dengan
membaca gelang identifikasi atau menanyakan nama klien
|
Memastikan klien yang menerima obat
benar.
|
|
5.
|
Jika tercapai patch mata, lepaskan.
|
|
|
6.
|
Kaji kondisi stuktur mata luar.
|
Memberi
data dasar yang selanjutnya digunakan untuk menentukan apakah timbul respon
lokal terhadap pengobatan juga mengindikasikan perlunya membersihkan mata
sebelum obat diberikan.
|
|
7.
|
Periksa
apakah klien alergi terhadap lateks, jika alergi gunakan sarung tangan yang
buka lateks.
|
Klien
akan megalami respons hipersensitivitas jika sarung tangan menyentuh membran
mukosa.
|
|
8.
|
Jelaskan
prosedur kepada klien.
|
Klien
sering merasa cemas tentang obat yang dimasukan ke mata karena adanya
kemungkinan ketidaknyamanan.
|
|
9.
|
Atur
suplai di sisi tempat tidur dan gunakan sarung tangan.
|
Memastikan
prosedur yang lancar dan teratur. Sarunng tangan mengurangi pajanan terhadap
drainase yang infeksius.
|
|
10.
|
Minta
klien untuk berbaring terlentang atau duduk dikursi dengan kepala sedikit
hiperekstensi.
|
Memudahkan
obat dimasukkan dan memudahkan drainase yang ekluar dari mata.
|
|
11.
|
Jika
ada krusta (keropeng) atau drainase disepanjang kelopak mata atau kantus
dalam, buang dengan perlahan. Basahi kerak yang kering dan sulit dipindahkan
dengan menggunakan kain atau bola kapas lembab selama beberapa menit. Selalu
mengusap dari kantus ke kantus luar.
|
Krusta
atau drainase merupakan tempat mikroorganisme berkumpul. Membasahi krusta
akan mempermudah pembuangannya, dengan demikian mencegah tekanan langsung
pada mata.
|
|
12.
|
Masukan
obat tetes, salep atau cakram:
a. Jika
memasukkan obat tetes atau salep, dengan tangan yang tidak dominan, pegang
bola kapas atau tisu pembersih pada tulang pipi klien tepat di bawah kelopak
mata.
b. Jika
memasukan obat tetes atau salep, dengan tisu atau kapas diletakkan dibawah
kelopak mata bawah, tekan kebawah dengan lembut, dengan ibu jari atau
telunjuk pada lingkaran tulang mata.
c. Minta
klien melihat kelangit-langit.
|
Kapas
atau tisu mengabsorpsi obat yang keluar dari mata.
Teknik
ini memenjankan kantong konjungtiva. Menarik kembali (retraksi) lingkaran
tulang mata. Mencegah tekanan dan trauma pada bola mata dan mencegah jari
menyentuh mata.
Tindakan
ini menarik kornea ke atas dan menjauhi kantong konjungtiva dan mengurangi
stimulasi refleks mengedip.
|
|
|
d. Memasukkan
tetes mata:
1.
Dengan tangan yang dominan pada
dahi klien, pegang alat tetes mata berisi obat kira-kira sampai 2 cm diatas
kantong konungtiva.
2. Teteskan
sejumlah tetesan yang diresepkan ke dalam kantong konjungtiva.
3. Jika
klien mengedip atau menutup mata atau jika tetes mata jatuh dibatas mata
luar, ulangi prosedur.
4.
Ketika memberikan obat yang dapat
menimbulkan efek sistemik, lindungi jari anda dengan tisu bersih dan beri
tekanan lembut pada duktus nasolakrimalis klien selama 30 sampai 60 detik.
5. Setelah
memasukkan obat, minta klien untuk menutup mata dengan lembut.
|
Membantu
mencegah alat tetes mata menyentuh struktur mata secara tidak sengaja
sehingga mengurangi resiko cedera pada mata dan perpindahan infeksi ke alat
tetes mata. Obat mata sudah disterilkan.
Kantong
konjungtiva biasanya menampung 1 sampai 2 tetes.
Memasukkan
tetesan ke dalam kantong mata memungkinkan distribusi yang merata.
Efek
terapeutik diperoleh hanya jika tetesan mata masuk ke kantong konjungtiva.
Mencegah
aliran obat berlebihan ke dalam saluran hidung dan faring. Mencegah absorpsi
ke sirkulasi sistemik.
Membantu
distribusi obat, mendorong obat dari kantong konjungtiva
|
|
|
e. Memasukkan
salep mata:
1. Dengan
memegang aplikator salep diatas batas kelopak mata, berikan aliran salep
tipis mrata disepanjang sisi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.
2. Minta
klien melihat kebawah.
3. Berikan
aliran tipis salep konjungtiva di sepanjang kelopak atas mata.
4. Minta
klien menutup mata dan menggosok kelopak dengan lembut dalam gerakan memutar
menggunakan kapas.
5. Jika
terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, seka obat tersebut dengan lembut
dari bagian dalam ke bagian luar kantus.
6. Jiak
klien menggunakan patch mata,
kenakan dengan menempatkan patch yang bersih diatas mata yang diobati, sehingga yang bersih
diatas mata yang diobati, sehingga
yang bersih diatas mata yang diobati,
sehingga yang bersih diatas mata yang
diobati, sehingga yang bersih diatas
mata yang diobati, sehingga yang bersih diatas mata yang diobati, sehingga yang bersih
diatas mata yang diobati, sehingga
seluruh mata tertutup. Plester dengan baik tanpa menekan mata.
|
Obat
didistribusi merata dalam mata mata dan batas kelopak mata.
Mengurangi
refleks mengedip selama pemberian salep.
Mendistribusikan
obat merata dalam mata dan batas kelopak mata
Mendistribusikan
obat lebih lanjut tanpa menimbulkan trauma pada mata.
Meningkatkan
rasa nyaman dan mencegah trauma pada mata
Mengurangi
peluang infeksi
|
|
|
f. Memasang cakram inokuler
1. Buka
kemasan berisi cakram obat dengan lembut, tekan cakram pada ujung jari
sehingga cakram melekat pada jari.
2. Dengan
tangan yang lain, tarik kelopak mata bawah klien menjauhi matanya. Minta
klien melihat ke atas.
3. Tempatkan
cakram didalam kantong konjungtiva, sehingga cakram mengapung pada sklera
antara iris dan kelopak mata bawah.
4. Tarik
kelopak mata bawah klien keluar dan keatas cakram. Seharusnya tidak bisa
melihat cakram pada saat ini.
Ulangi tindakan ini jika dapat melihat
cakram obat.
|
Memungkinkan
perawat atau bidan menginspeksi adanya kerusakan atau deformitas cakram
sebelelum diberikan.
Menyiapkan
kantong konjungtiva untuk menerima cakram obat.
Menjamin
pengantaran obat.
Menjamin
keakuratan pengantaran obat.
|
|
13.
|
Keluarkan
cakram intraokuler
a.   Cuci
tangan dan kenakan sarung tangan.
b. Jelaskan
prosedur kepada klien.
c.
Dengan lembut tarik kelopak mata
bawah klien untuk memajankan cakram.
d.
Dengan jri telunjuk dan ibu jari
tangan yang lain, jepit cakram obat dan angkat keluar dari mata klien.
|
Mengurangi
penularan mikroorganisme.
Menyiapkan
klien untuk menjalani prosedur.
|
|
14.
|
Buang suplai yang kotor ke dalam wadah yang
tepat. Lepas dan buang sarung tangan dan cuci tangan.
|
Mempertahankan
lingkungan yang rapi pada sisi tempat tidur dan mengurangi penularan
mikroorganisme.
|
|
15.
|
Observasi
resons klien terhadap pengobatan, perhatikan tanda dan gejala efek sistemik
yang potensial dan kondisi mata.
|
Mengevaluasi
reaksi terhadap obat.
|
|
16.
|
Catat
konsentrasi obat, jumlah tetesan atau cakram waktu pemberian dan mata yang
menerima obat (kanan atau kiri).
|
Pencatatan
yang tepat pada waktunya mencegah kesalahan dalam pemberian obat (misal,
pengulangan pemberian dosis obat atau pemberian obat terlewat)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar